Ahad siang (26/7), Wakil Gubernur DKI Jakarta A. Riza Patria mengunjungi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.
Beliau meninjau kantor pengelola sekaligus bakal pusat pengkajian sampah nasional, instalasi pengolahan air sampah, pabrik kompos, landfill mining, dan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Merah Putih.
TPST terbesar di Asia ini berdiri di lahan seluas 104,7 ha dan beroperasi sejak tahun 1989.
Di lokasi ini bermuaranya sampah warga Ibukota. Setiap harinya rata-rata 7.000-8.000 ton sampah dikirim dari seluruh wilayah Jakarta dengan 1.300-an truk sampah.
Wagub berpesan sampah di TPST Bantargebang tidak hanya dikelola dengan sistem landfill, namun harus dilengkapi dengan landfill mining atau menambang sampah lama yang untuk diolah menjadi bahan bakar alternatif dan berbagai inovasi lainnya.
Hal ini sesuai dengan kebijakan Kegiatan Strategis Daerah (KSD) Optimalisasi TPST Bantargebang yang dicanangkan Gubernur DKI Jakarta Anies R. Baswedan.
Optimalisasi bertujuan menambah umur manfaat TPST Bantargebang dan memastikan pengelolaannya makin ramah lingkungan.
Kita, warga Jakarta juga dapat berperan ikut serta dalam pengelolaan sampah dengan disiplin menjalankan Ku.Pi.Lah atau kurangi, pilah, dan olah sampah sejak dari sumber. Sehingga, sampah kita tidak semua berakhir di TPST Bantargebang.